Dukungan Inovasi Litbang Pertanian dalam mendorong pembangunan pertanian di Jateng

Dukungan Inovasi Badan Litbang

Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo memberikan apresiasinya terhadap dukungan Kementerian Pertanian terutama dukungan inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian dan peran BPTP Jawa Tengah dalam mendorong pembangunan pertanian di Jawa Tengah.  Hal tersebut disampaikan oleh Bibit Waluyo pada saat pertemuan dengan Kepala Badan Litbang Pertanian  Dr. Haryono dalam acara lepas sambut Kepala BPTP Jawa Tengah antara Dr. Kasdi Subagyono kepada Dr. Mastur.
Dukungan inovasi teknologi yang dimaksud, diimplementasikan dalam program “Bali nDeso mBangun Deso” yang telah dua tahun dilaksanakan oleh pemerintah daerah.  Sebagai apresiasi dukungan tersebut, pemerintah daerah melalui APBD I dan II memberikan dukungan anggaran terhadap beberapa program Kementerian Pertanian, salah satunya adalah Prima Tani.  Untuk mereplikasi Prima Tani yang disinergikan dengan program Bali nDeso mBangun Deso melalui program Desa Miskin, Agropolitan, dan lainnya, pemerintah daerah menyediakan anggaran rata-rata Rp 4,5 miliar setiap tahun (selama 3 tahun) melalui APBD I, dan tidak kurang dari Rp 600 juta melalui APBD II (rata-rata per APBD II Rp 20 juta).
Kepala Badan Litbang Dr. Haryono, mengatakan perlu adanya terobosan dan langkah strategis dari BPTP Jawa Tengah untuk membangun dan mengimplementasikan metode “Spektrum Diseminasi Multi Channel”. Perlu adanya perencanaan yang lebih baik dan keterkaitan yang jelas antara kegiatan diseminasi dan pengkajian. Kepala Badan juga berharap BPTP mampu menangkap dinamika yang terjadi hingga level kabupaten, sehingga keberadaan BPTP Jawa Tengah dapat dirasakan oleh seluruh warga Jawa Tengah.
Dalam kesempatan kunjungan ke Jawa Tengah tersebut, Kepala Badan  Litbang Pertanian bersama Kapuslitbang Tanaman Pangan, Kepala BB Padi, Kepala BBP2TP, tiga Profesor Riset di bidang hama/penyakit/pola tanam, tiga pemulia padi, Kepala BPTP Jateng, serta Kepala BPTP Jatim mengunjungi lokasi yang terserang Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Kabupaten Boyolali, Sragen, Ngawi, dan Nganjuk. OPT yang dominan adalah wereng, bahkan di beberapa tempat kerdil rumput dan kerdil hampa banyak ditemukan.
Tingkat serangan wereng bervariasi dari ringan sampai puso tetapi tingkat serangan pada umumnya ringan.  Dari keempat lokasi yang dikunjungi, serangan wereng di Sragen dan Ngawi lebih dominan dibandingkan lokasi lainnya.  Di Kabupaten Ngawi luas daerah yang terserang sudah mencapai 2090 Ha (4,5%).
Adapun penyebab terjadinya serangan OPT ini karena iklim yang juga mendorong petani menanam padi-padi-padi sepanjang tahun, pergiliran varietas yang tidak dilakukan, dan pemupukan yang tidak berimbang. Disamping itu, suhu dan kelembaban mendorong perkembangan OPT terutama wereng.
Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Litbang Pertanian akan menyusun dan menyebarkan materi penyuluhan tentang inovasi pengendalian OPT terutama wereng.  Meskipun varietas unggul baru tahan wereng seperti Inpari 13 sudah ditemukan namun untuk mengantisipasi dinamika wereng yang lebih kompleks akan direncanakan program pemuliaan untuk menghasilkan varietas unggul baru tahan wereng yang lebih efektif. Selain itu, BPTP akan melakukan pendampingan teknologi dan peningkatan kapasitas petugas dan petani.

Read More

BlogUpp Hor!